LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK
TVRI STASIUN D.I. YOGYAKARTA
(LPP TVRI D.I. YOGYAKARTA)
SEJARAH TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
TVRI Stasiun D.I Yogyakarta merupakan TVRI stasiun daerah pertama kali yang berdiri di tanah air, yakni tahun 1965. Pertama berdiri di Yogyakarta berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Stasiun yang pertama yakni IR. Dewabrata. Konon, untuk mendirikan Menara Pemancar, dibangun dari bahan bambu. Selanjutnya, di tahun 1970 menara pemancar TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menempati lokasi baru di Jalan Magelang Km. 4,5 Yogyakarta, seluas 4 hektar, sampai dengan saat ini.
Siaran perdana TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta pada tanggal 17 Agustus 1965 adalah menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-20 oleh Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.
Pada awalnya TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mengudara tiga kali dalam satu minggu yang masing-masing berdurasi dua jam. Pada saat itu jangkauan siaran masih terbatas pada area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10 KWatt, begitu pula format siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973, TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta telah mulai melakukan siaran setiap hari. Siaran produksi lokal TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta tiap harinya mencapai 2,5 hingga 3 jam, setelah dikumulasikan dengan penyiaran terpadu dari TVRI Pusat Jakarta.
Karena faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul maupun di Kulonprogo, sebelum tahun 2009 terdapat beberapa daerah yang belum dapat menerima siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta, Untuk memberikan layanan yang optimal, maka pada awal November 2008 dibangun tower pemancar di daerah Bukit Pathuk, Gunung Kidul guna memperluas jangkauan siarannya.
Proses pembangunan dan instalasi peralatan cukup memakan banyak waktu, baru September 2009 pemancar mulai beroperasi. Beroperasinya 22 UHF dari bukit Patuk Gunung Kidul menjadi cover area siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menjangkau 90% wilayah DIY, Solo, Sragen, Blora, Temanggung, Wonosobo dan Purworejo. Sebagian wilayah DIY yang tidak bisa menerima siaran 22 UHF dikarenakan karakteristik dari peralatan pemancar BTsa buatan Spanyol ini. Daerah yang kurang baik tangkapannya ada di wilayah Bantul bagian selatan.
Mengingat faktor keberadaan peralatan baru yang sudah dilengkapi dengan TVRO dan penurunan kualitas peralatan pemancar lama yang ada di Jalan Magelang, maka pada 10 Maret 2010 ditetapkan bahwa Saluran 8 VHF hanya mendampingi program siaran lokal (sekitar jam 15.00 – 21.00) dan selebihnya hanya dipancarkan 22 UHF dari bukit Patuk Gunung Kidul.
Sejak didirikan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sampai dengan saat ini telah dilakukan beberapa kali pergantian jabatan Kepala Stasiun yaitu sebagai berikut :
NO | NAMA | PERIODE |
1 | Ir. Dewabrata | 1965 – 1971 |
2 | R.M. Soenarto | 1971 – 1975 |
3 | Drs. Darjoto | 1975 – 198 3 |
4 | M. Djaslan, B.A | 1983 – 1985 |
5 | Drs. Ishadi SK, M.Sc | 1985 – 1988 |
6 | Drs. Semyon Sinulingga | 1988 – 1990 |
7 | Drs. Suryanto | 1990 – Juli 1995 |
8 | Drs. Bakaroni A.S. | Agustus – Desember 1995 |
9 | Sunjoto Suwarto | Januari 1995 – 1998 |
10 | Drs. Pudjatmo | 1998 – 2000 |
11 | Drs. Sutrimo MM, M.Si | 2000 |
12 | Drs. Sudarto HS | 2000 – 2003 |
13 | Drs. Bambang Winarso M.Sc | 2003 – 2007 |
14 | Drs. Tribowo Kriswinarso | 2007 – 2009 |
15 | Drs. Tri Wiyono Somahardja, MM | 2009 – sekarang |
VISI DAN MISI TVRI D.I YOGYAKARTA
1. VISI
Terwujudnya TVRI D.I Yogyakarta sebagai media Televisi Publik yang independen, profesional, terpercaya dan pilihan masyarakat DIY , dalam keberagaman usaha dan program yang ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan masyarakat, dan melestarikan nilai budaya yang berkembang di DIY dalam rangka memperkuat kesatuan nasional melalui jejaring TVRI Nasional.
2 . MISI
- Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi media perekat sosial sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
- Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi pusat layanan informasi yang utama serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi daerah dan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di DIY.
- Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi pusat pembelajaran demokratisasi dan transparansi informasi dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
- Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta sebagai Televisi Publik yang bertumpu pada keseimbangan informasi dengan tetap memperhatikan komunitas terabaikan.
- Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi media untuk membangun citra positif DIY sebagai pusat budaya, pendidikan dan pariwisata ditingkat nasional, regional maupun di dunia internasional melalui jejaring TVRI Nasional.
PRESTASI TVRI STASIUN D.I. YOGYAKARTA
Beberapa penghargaan yang pernah di raih oleh TVRI D.I Yogyakarta diantaranya adalah :
NO | TAHUN | EVENT/PEMBERI | PRESTASI | KATAGORI |
1 | 1984 | GATRA KENCANA | JUARA II | SIARAN PENDIDIKAN |
2 | 1985 | GATRA KENCANA | JUARA III | SIARAN PENDIDIKAN |
3 | 1986 | GATRA KENCANA | JUARA III | SIARAN KESENIAN TRADISIONAL |
4 | 1986 | GATRA KENCANA | JUARA III | SIARAN PENDIDIKAN |
5 | 1987 | GATRA KENCANA | JUARA III | SIARAN KESENIAN TRADISIONAL |
6 | 1989 | GATRA KENCANA | JUARA III | SIARAN SPOT PROGRAM |
7 | 1990 | FESTIVAL FILM INDONESIA | UNGGULAN | SINEMA ELEKTRONIK |
8 | 1992 | GATRA KENCANA | JUARA III | DOKUMENTER FEATURE |
9 | 1992 | GATRA KENCANA | JUARA II | SIARAN NEGERI TERCINTA NUSANTARA |
10 | 1993 | GATRA KENCANA | JUARA II | CERITA ANAK |
11 | 1995 | FSI VIDIA WIDYA | PENGHARGAAN | SINETRON NON CERITA SEMI DOKUMENTER |
12 | 1996 | GATRA KENCANA | JUARA II | SIARAN PARIWISATA |
13 | 1996 | FSI VIDIA WIDYA | TERBAIK | PRODUSER SINETRON NON CERITA BUDAYA |
14 | 1996 | FSI VIDIA WIDYA | TERBAIK | PRODUSER SINETRON NON CERITA PARIWISATA |
15 | 1996 | FSI VIDIA WIDYA | TERBAIK | PRODUSER SINETRON NON CERITA SEMI DOKUMENTER |
16 | 1996 | FSI VIDIA WIDYA | TERBAIK | SUTRADARA SINETRON NON CERITA BUDAYA |
17 | 1996 | FSI VIDIA WIDYA | TERBAIK | PRODUSER SINETRON NON CERITA SEMI DOKUMENTER |
18 | 1996 | FSI VIDIA WIDYA | TERBAIK | SUTRADARA SINETRON NON CERITA PARIWISATA |
19 | 1996 | FSI VIDIA WIDYA | TERBAIK | CAKRAWALA BUDAYA |
20 | 1996 | GATRA KENCANA | JUARA II | SIARAN KARYA TEPAT GUNA |
21 | 1996 | GATRA KENCANA | JUARA III | CAKRAWALA BUDAYA |
22 | 1998 | GATRA KENCANA | JUARA III | SIARAN VIDEO KLIP |
23 | 1998 | GATRA KENCANA | JUARA III | ACARA PEDESAAN |
24 | 1999 | GATRA KENCANA | PENGHARGAAN | PENILAIAN ADMINISTRASI TERBAIK |
25 | 2000 | GATRA KENCANA | JUARA II | PAKET ACARA DRAMA |
26 | 2002 | MURI | PENYELENGGARA | BURSA MOBIL BEKAS TERBANYAK |
27 | 2005 | JAPAN PRIZE/ NHK | NOMINE | PAKET FEATURE DOKUMENTRY TTG KORBAN TSUNAMI |
28 | 2006 | INDONESIA WOW | JUARA I | PAKET ACARA BUDAYA |
29 | 2007 | GUBERNUR DIY | PENANGANAN GEMPA DIY | SIARAN PENANGANAN BENCANA DAN RELAWAN BENCANA |
30 | 2009 | GATRA KENCANA | JUARA I | PELANGI DESA |
Setelah TVRI Nasional menjadikan Riset Media AC Nielsen untuk memonitor siarannya, maka TVRI D.I. Yogyakarta menjadi salah satu Stasiun televisi yang menjadi obyek risetnya diantara berbagai stasiun TVRI lainnya. Dalam hal ini, prestasi yang diraih berkaitan dengan Riset AC Nielsen ini adalah bahwa pada bulan April 2006, TVRI D.I Yogyakarta memperoleh channel share terbaik diantara Stasiun TVRI Se Indonesia yakni 4,9 point. Ketidakterbukaan AC Nielsen dalam perolehan dan pengolahan data, karena tidak mau diaudit, maka menjadikan TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta memutuskan untuk berhenti berlangganan Riset AC Nielsen. Meskipun begitu, TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta memperoleh rating share 1,7 karena ada peristiwa meninggalnya mantan Presiden RI, Soeharto Januari 2008. Sampai sekarang perolehan rating share masih lebih baik sekitar 2,4 bila dibanding dengan TVRI daerah lain di Indonesia. Akan tetapi karena faktor biaya, maka TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta tidak bisa berlengganan dan hanya mengandalkan kunjungan penonton dan penelepon pada saat acara berlangsung.
POLA SIARAN TVRI STASIUN D.I YOGYAKARTA
Sejak awal dioperasikan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, siarannya mengacu pada pola siaran TVRI Nasional dan disebut pola acara terpadu. Hal ini dikarenakan TVRI merupakan televisi berjaringan dengan TVRI Nasional sebagai induk, sehingga stasiun TVRI daerah harus mengikuti pola acara terpadu dari Pusat.
Acara yang diproduksi TVRI Stasiun D.I.Y disebut pola acara harian. Pola acara harian disusun berdasarkan pola acara tahunan dari TVRI Pusat Jakarta. Selanjutnya sesuai ketentuan dari Pusat Pola Acara tersebut oleh TVRI Stasiun D.I.Y ditambah dengan acara lokal dan inilah yang disebut pola acara tahunan. Hal ini berarti pola acara tahunan TVRI Stasiun D.I.Y merupakan hasil kombinasi antara pola acara Pusat dengan daerah. Karena sistematis ini wajib, maka siaran relay dari Pusat pasti selalu ada. Disamping itu apabila terjadi kekosongan produksi siaran, stasiun TVRI daerah bisa langsung merelay dari TVRI Nasional.
Sejak 1 Juni 2009 TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mempunyai plotting waktu sekitar 5 jam. Waktu ini diberikan oleh TVRI Nasional untuk lebih memberikan porsi yang memadai bagi stasiun daerah. Dengan memulai waktu siaran secara lokal dari pukul 15.00 wib dan diakhiri pada pukul 21.00 wib dalam kondisi normal. Akan tetapi kalau ada hal – hal diluar ketentuan, maka siarannya bisa ditambah, seperti ada liputan khusus, even – even atau gelar budaya (wayang kulit) dll. Diluar jam tersebut maka siarannya mengikuti acara dari TVRI Nasional (relay).
Dinamika siaran TVRI sangat tinggi, sehingga sangat membuka peluang adanya perubahan – perubahan dalam jam tayangnya. Seperti terjadi pada awal 2010 yang semula TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta mempunyai jam tayang lokal 5 jam menjadi hanya sekitar 4 jam lebih sedikit perharinya, sehingga banyak acara yang harus dipangkas.